Berita

BEM UNIKOM ADAKAN SEMINAR SEXUAL HARASSEMENT AND VIOLANCE DISCUSSION (SESSION) BERBASIS ONLINE BERTAJUK “GROWING AWARENESS TO PREVETION SEXUAL VIOLANCE ISSUES”

BANDUNG, UNIKOM Melalui Kementerian Pengembangan dan Pemberdayaan Mahasiswa BEM UNIKOM telah menyelenggarakan kegiatan Seminar Sexual Harassement and Violance Discussion (SESSION) berbasis online dengan tema “Growing Awareness To Prevetion Sexual Violance Issues”. Acara dilaksanakan pada pukul 09.00 sampai dengan 14.25 WIB pada (24/03/2022) yang dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting. 

 
Mohammad Daffa Tanjung, selaku Ketua Pelaksana dalam sambutan mengatakan “Belakangan ini marak terjadi kasus tindak kekerasan seksual terutama di lingkungan perguruan tinggi, semakin lama pemberitaan mengenai hal tersebut makin meningkat entah di media masa atau media social. Untuk mencegah hal itu kemendikbud riset mengeluarkan suatu peraturan yaitu peraturan untuk mencegah adanya kekerasan seksual di lingkungan kampus”, ujar Daffa.


Materi pertama dipandu oleh Lasma Natalia H. Panjaitan, SH, MH, sebagai Direktur YLBHI-LBH Kota Bandung. Lasma membeberkan mengenai fakta-fakta yang jarang disadari dalam kasus tindak kekerasan seksual, bahwasanya kasus kekerasan seksual itu bukan kejadian baru atau sekarang-sekarang. Tetapi, merupakan kasus yang selama ini kurang terlihat, namun seiring berkembangnya teknologi mencuat kan kasus yang terungkap cukup banyak.


Lasma juga mengungkapkan, kesadaran bisa dimulai dari diri sendiri atau pihak kampus, hal ini sebagai langkah kecil terhadap isu pencegahan kekerasan yang diharapkan ada perubahan perilaku di dalam kampus. Meski tidak sempurna, hal itu bisa menjadi dasar hukum awal guna menyediakan ruang aman bagi lingkungan kampus. 


Kemudian, materi kedua disampaikan oleh Siti Nurhayati S.I.P., selaku Ketua Umum KOHATI HMI BADKO Jawa Barat. Siti menyampaikan bahwa responsif terhadap kekerasan seksual ini tidak bisa diabaikan, mengingat kekerasan seksual bisa terjadi dalam kesempatan yang tidak disangka-sangka. “Kekerasan seksual berbasis gender masih marak terjadi karena budaya patriarki yang memposisikan perempuan menjadi nomor dua. Keberadaan budaya inilah yang menjadi PR bagi perempuan”, ujar Siti.

Acara diakhiri dengan perkenalan komunitas PPKS (Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual) untuk membentuk SATGAS di Perguruan Tinggi oleh Mohammad Daffa Tanjung. Dilansir dari persbirama.unikom.ac.id yang mengumumkan bahwa Untuk perekrutan komunitas PPKS sendiri, rencananya akan dibuka dalam beberapa hari kedepan lewat akun media sosial BEM UNIKOM. Bagi peserta yang ingin bergabung, dapat menunggu info lebih lanjutnya di akun media sosial BEM UNIKOM. BEM UNIKOM berharap akan partisipasi serta kesediaan peserta untuk bergabung pada komunitas tersebut.

Mochammad Alby Rizal Aziz selaku Presiden Mahasiswa, ia mengungkapkan bahwasanya kesadaran tinggi akan tindak kekerasan seksual ini perlu terus ditingkatkan karena tidak sedikit faktor dari kejahatan tersebut disebabkan oleh kurangnya kepekaan serta kesadaran dalam mengedukasi isu tersebut. (Direktorat Hms & Pro)

Artikel Berikutnya