BANDUNG, UNIKOM – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Ditjen Diktiristek, berkomitmen untuk mendukung penguatan perekonomian Indonesia mewujudkan Indonesia dengan tingkat ekonomi yang kuat dengan mencetak SDM wirausaha melalui program pengembangan usaha di perguruan tinggi.
Mahasiswa merupakan aset bangsa yang potensial untuk di dorong dalam meningkatkan keminatana, bakat, kreativitas, dan inovasinya dalam bidang wirausaha. Oleh karena itu Direktorar Belmawa, Ditjen Dikristek menginisiasi Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW).
P2MW merupakan program pengembangan usaha mahasiswa yang telah memiliki usaha melalui bantuan dana pengembangan dan pembinaan dengan melakukan pendampingan serta pelatihan (coaching) usaha kepada mahasiswa peserta P2MW. Dengan mengikuti P2MW mahasiswa berkesempatan juga untuk mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) berwirausaha di perguruan tinggi.
Oleh karenanya program ini sangat penting bagi perguruan tinggi dan mahasiswa yang peduli terhadap perkembangan mahasiswa wirausaha. Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung telah melakukan sosialisasi terkait dengan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) 2022 pada Jumat (20/05/2022) kepada para mahasiswa di lingkungan Unikom terutama yang menjadi bagian dari Mahasiswa Inkubator Bisnis Unikom.
Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Kerjasama Assoc. Prof. Dr. Agus Riyanto, ST., MT. dalam sambutan turut menginformasikan Program P2MW. Nahwa nantinya akan ada penyusunan proposal yang harus dibuat dan tentunya proposal tersebut harus di upload ke sistem Kemendikbud. Tentu proposal yang dibuat oleh mahasiswa Unikom ini nanti akan di seleksi secara internal terlebih dahulu oleh tim yang ditunjuk oleh ketua divisi Inbiskom, sehingga nanti yang dikirimkan ke Kemendikbud proposal yang sudah lengkap dan layak. Unikom salah satu perguruan tinggi yang mendukung program P2MW ini nantinya akan memberikan bantuan dari sisi pendanaan, Agus berharap mahasiswa Unikom dapat mengikuti program P2MW tahun 2022 dengan baik.
Direktur Kemahasiswaan Unikom Andrias Darmayadi, S.IP., M.Si., Ph.D. mengatakan bahwa Program P2MW merupakan program bagian yang dilaksanakan oleh Dikti dan ini adalah sebuah kesempatan besar untuk para mahasiswa Unikom memulai usaha apalagi yang sudah memiliki usaha. Kita harus menyadari bahwa Indonesia adalah negara yang presentase dalam konteks kewirausahaan nya sangat rendah masih di sekitar 3,75 persenmasih di bawah negara ASEAN lainnya seperti Thailand 4,2 persen, Malaysia 4,7 persen, dan Singapura 8,7 persen.”ungkapnya
Sosialisasi disampaikan secara daring oleh Ketua Divisi UMKM & Inkubator Bisnis Unikom Dr. Dewi Kurniasih, S.IP., M.Si. dalam sosialisasi tersebut Dewi menjelaskan secara rinci mengenai program P2MW tahun 2022. Dirinya mengatakan bahwa persyaratan Pergurtuan Tinggi yang dapat mengikuti program tersebut yakni 1) Perguruan Tinggi Akademik di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristek. 2) Melakukan proses seleksi Internal proposal usaha dari kelompok mahasiswa berwirausaha di perguruan tinggi (dibuktikan dengan BAP). 3) Membuat surat pernyataan kesediaan melaksanakan program yabg ditandatangani oleh pimpinan perguruan tinggi. 4) kategori Usaha yang di usulkan oleh perguruan tinggi maksimal 2 kelompok per kategori. 5) setiap kelompok wajib didampingi oleh satu dosen pembimbing/mentor.
Untuk menjadi negara maju diperlukan pencapaian rasio kewirausahaan minimum 4 persen sehingga kita perlu terus mengejar ketertinggalan . Penguatan kewirausahaan masuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi yang berkualitas . Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) menargetkan rasio kewirausahaan nasional Indonesia bisa mencapai 3,9 persen sampai 2024, dengan memprioritaskan program pengembangan wirausaha muda milenial pada 2021. Program ini diharapkan dapat mendorong lulusan perguruan tinggi di Indonesia dengan mencetak SDM Indonesia dan lulusan yang bukan hanya sebagai pencari kerja job seeker ) namun sebagai pencetak lapangan kerja (job creator) sehingga berdampak kepada penambahan keterserapan pengangguran terdidik. (Direktorat Hms & Pro)