Berita

Startup: Hadirkan Ekosistem Baru di Dunia Industri

BANDUNG, UNIKOM- Keberadaan para startup di tanah air semakin membuktikan bahwa pesatnya perkembangan zaman relatif tidak bisa dihindari, bahkan masyarakat yang terlibat dan merasakan perubahan tersebut harus mempunyai treatment berbeda dalam menghadapinya. Dunia startup seolah membawa ekosistem baru, tidak hanya berbicara tentang tata kelola namun menepi hingga knowledge managerial yang perlu dikemas apik bagi siapapun yang ingin terjun di dalamnya.

Kemunculan startup juga membawa tantangan sekaligus jawaban pada sebagian besar permasalahan di negeri ini. Para pegiat startup dengan jiwa kreatif nan inovatif pun berlomba menciptakan sebuah bisnis melalui pengembangan potensi dalam negeri. Bukan sekedar mendatangkan keuntungan tetapi menjadi problem solver. Bahkan tidak sedikit dari bisnis tersebut, lahir dari ide kreatif mahasiswa yang dikembangkan bersama para mentor berpengalaman di bidangnya masing-masing.

Berkenaan dengan hal tersebut, Program Studi Perencanaan Wilayah Kota (PWK) Unikom bekerja sama dengan Ikatan Alumni ITB Daerah Jawa Barat mengadakan “Sharing Expert Forum” yang digelar pada Sabtu (4/11) pukul 10.00 WIB di Ruang L.018 Smart Building Unikom. Kegiatan bertajuk “Business, ICT & Urban Creative” secara langsung dipandu oleh Ketua Prodi PWK Unikom, H. Tatang Suheri, S.T.,M.T sebagai moderator, dengan menghadirkan para pembicara mumpuni di bidang startup yakni: 1) Sdr. Borrys Hasian (Google Expert in Product Design) dan 2) Sdri. Elsye Yolanda (Run a Program for Startup GnB Accelerator).

Turut hadir Ketua Ikatan Alumni ITB Daerah Jawa Barat juga sebagai Ketua Tim Kebijakan Publik Walikota Bandung, Arfi Rafnialdi, S.T., MBA. Melalui sambutannya, Arfi menyampaikan bahwa penting bagi mahasiswa untuk mengasah diri dan meningkatkan kemampuan yang bisa merubah hidupnya saat ini maupun masa depannya kelak. “…cara mengasah diri yang paling baik bukan hanya membaca buku atau browsing informasi di internet, tetapi perbanyak sharing dan interaksi secara langsung dengan orang-orang yang telah memiliki banyak pengalaman, salah satunya melalui kegiatan ini,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Borrys sebagai orang pertama Indonesia yang menjadi ‘Google Expert in UX/UI’ juga ‘Google Launchpad Global Mentor’, membagikan pengetahuan dan pengalamannya tentang “Collaborative Economy: Building Things That Matter” kepada ± 100 peserta dari mahasiswa Unikom dan umum. Beliau menjelaskan bahwa kolaboratif ekonomi mengacu pada segala aspek di kehidupan dengan kunci ‘empowered people’. “Prinsipnya adalah dari rakyat dan untuk rakyat, sehingga kolaboratif ekonomi ini bukan hanya menempatkan masyarakat sebagai pembeli tetapi menjadi bagian yang terlibat di dalamnya. Sebagai contoh, kemunculan konsep startup yang sudah berdiri saat ini, mereka harus bisa menjadi problem solving untuk permasalahan disekitarnya. Sehingga, bisnis yang mereka ciptakan, mempunyai tujuan jelas dan memberikan dampak luas ketika bisnis tersebut berdiri,” tuturnya.

Lebih lanjut Borrys menuturkan, membangun komunitas kreatif dan melahirkan inovasi bersama adalah treatment menghadapi dunia startup. Bahkan untuk memulainya, bisa dengan cara problem statement with data sehingga melahirkan inovasi yang menjawab permasalahan nyata. “…cara tersebut menjadikan kuat untuk membangun startup, karena tujuannya jelas, dampaknya luas. Build more collaborative economy type of startup. Think big, start small, act now” tambahnya.

Usai pemaparan materi sesi pertama, agenda dilanjutkan dengan materi “How to Start a Startup” oleh Elsye Yolanda yang menjelaskan tahap demi tahap membangun sebuag startup hingga pendanaan yang bisa diperoleh dalam mengembangkan bisnis tersebut. Berdasarkan data dari Tech in Asia, Indonesia Startup 2017 telah mencapai 3.376 industri yang terdiri dari beberapa bidang, antara lain: 1) Ecommerce; 2) Enterprise; 3) Media & Entertainment; dan 4) Financial Technology.

Banyaknya informasi dan pengalaman berharga yang diperoleh peserta pada kegiatan tersebut, telah memberikan wawasan dan cara pandang baru mengenai dunia startup, bahkan tidak sedikit dari mereka yang tertarik untuk menjadi maker di dalamnya. Animo positif pun terlihat dari banyaknya peserta yang mengajukan pertanyaan pada sesi tanya jawab, untuk lebih menggali informasi dari para pakar dan pelaku di bidang startup. Melalui kegiatan ini diharapkan menjadi momentum yang tepat untuk mengeskplor kreativitas mahasiswa agar mampu berinovasi, berkolaborasi dan berkompetisi dalam menciptakan sebuah startup. (Direktorat Hms & Pro)