BANDUNG, UNIKOM – Dewasa ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin pesat, sehingga turut berpengaruh dalam keberlangsungan komunikasi antarmanusia. Terlebih di era digital yang membuat dunia semakin global, berkomunikasi melalui internet tidak dapat terelakkan lagi. Disadari atau tidak, fenomena Komunikasi Antarbudaya, sejatinya akan selalu dialami oleh manusia kapanpun dan dimanapun ia berada yang memungkinkan terjadinya pertukaran pikiran dan makna di antara orang-orang berbeda budaya. Dimana internet telah membuka ruang baru yang semakin luas bagi masyarakat untuk bersosialisasi dan saling berkomunikasi.
Kajian mengenai Komunikasi Antarbudaya, walaupun bukan sesuatu hal yang baru, namun fenomena Komunikasi Antarbudaya selalu menjadi hal yang menarik untuk didiskusikan. Dalam kaitan implementasi Memorandum of Agreement (MoA) antara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia (FISIP UNIKOM) Bandung dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sam Ratulangi (FISPOL UNSRAT) Manado, dan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) antara Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UNIKOM dengan Prodi Ilmu Komunikasi FISPOL UNSRAT, telah diselenggarakan Seminar Nasional yang mengusung tema “Komunikasi Antarbudaya di Era Digital” pada hari Kamis, 9 November 2023.
Dr. Drs. Novie R. Pioh, M.Si., selaku Dekan FISPOL UNSRAT, dalam sambutan pembukanya menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada para narasumber yang telah meluangkan waktunya untuk menyampaikan materi-materi yang sangat bermanfaat terkait Komunikasi Antarbudaya, terlebih di era digital saat ini. Lebih jauh ia mengungkapkan, kerjasama antar perguruan tinggi merupakan salah satu upaya solusi dari isolasi institusional yang seringkali dihadapi perguruan tinggi, baik pada level lokal, regional, nasional, maupun internasional. Ia berharap, “akan lebih banyak lagi kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan bersama antara UNIKOM dan UNSRAT yang bermanfaat guna meningkatkan mutu pendidikan di masing-masing perguruan tinggi”, demikian pungkasnya.
Pada Seminar Nasional yang digelar secara hybrid di Aula Lantai 3 FISPOL UNSRAT tersebut, Kadiv Humas dan IPP UNIKOM, Dr. Ir. Yuni Mogot, M.Si., CPR., yang juga Dosen Tetap Program Ilmu Komunikasi FISIP UNIKOM, hadir selaku narasumber yang pertama. Dalam materinya, ia menyampaikan tentang metode penelitian yang dapat digunakan oleh para dosen dan mahasiswa dalam meneliti fenomena Komunikasi Antarbudaya. Dengan Etnografi Komunikasi, peneliti seolah berselancar mengarungi ragam budaya dunia, dimana ia dapat mengeksplorasi kajian komunikasi terkait pola-pola komunikasi melalui unit-unit analisis aktivitas komunikasi yang terjadi dalam suatu komunitas budaya.
Materi selanjutnya disampaikan Ni Wayan Putri Despitasari, S.Ikom., M.Ikom., Dosen Tetap Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Udayana (UNDANA) Denpasar, dan Dr. Grace J. Waleleng, S.Sos., M.Si., Dosen Tetap Program Studi Ilmu Komunikasi FISPOL UNSRAT. Dalam paparannya, Wayan Putri menuturkan keberadaan internet membuat masyarakat bisa mendapatkan informasi dengan cepat, dapat berkomunikasi dengan siapa saja dan kapan saja. Banyak dampak yang muncul akibat dari transfer teknologi dalam Komunikasi Antarbudaya, baik dampak positif maupun yang negatif. Berkomunikasi melalui media sosial menjadi satu hal keniscayaan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Sementara Dr. Grace menyatakan permasalahan yang muncul akibat meluasnya internet di era digital telah mengubah pola hidup dan budaya masyarakat, khususnya generasi muda dalam belajar, berkomunikasi, bergaul, dan lain sebagainya. Lebih jauh ia mengungkapkan, sangat penting bagi generasi muda untuk menggunakan internet secara sehat dana man, agar terhindar dari gangguan kesehatan mental, cyberbulling maupun cybercrime.
Antusias peserta yang terdiri atas mahasiswa dan dosen di lingkungan Prodi Ilmu Komunikasi FISPOL UNSRAT tampak dalam diskusi yang berlangsung secara interaktif dengan ketiga narasumber. Walaupun salah satu narasumber tersambung melalui zoom meeting, namun tanya jawab tetap dapat berjalan baik dan efektif. Agenda kegiatan Seminar Nasional diakhiri dengan closing statement dari ketiga narasumber yang menyatakan bahwa salah satu kunci keberhasilan dalam membangun Komunikasi Antarbudaya yang sehat dan aman di era digital, adalah dengan adanya filterisasi dan etika dalam aktivitas komunikasi. Di sisi lain, penelitian-penelitian dalam ranah Komunikasi Antarbudaya akan selalu menarik dan tidak lekang oleh waktu maupun zaman, sehingga tetap menarik untuk dikaji di era digital. (Direktorat Hms & Pro).