BANDUNG, UNIKOM – Universitas Komputer Indonesia (Unikom) berhasil menggelar The 3rd Internasional Conference on Business, Economics, Social Science and Humanities (ICOBEST) 2020 secara virtual pada Kamis, 17 Desember 2020. Pelaksanaan konferensi internasional tersebut diikuti oleh ±704 orang , mulai dari jajaran pimpinan di lingkungan Unikom yakni jajaran Rektorat dan Dekanat, para Direktur, Kepala Divisi, Ketua dan Sekretaris Program Studi, Kepala Biro dan Kepala Bagian di lingkungan Unikom, serta peserta yaitu dari kalangan akademisi, praktisi, dan mahasiswa yang digelar melalui aplikasi Zoom dan Live Youtube Unikom.
Opening ceremony ICOBEST 2020 dengan tema "New Era, the Trend towards Global Challenge after Covid-19 Pandemic" secara resmi dibuka oleh Dekan Fakultas Desain Unikom, Assoc. Prof. Dr. Lia Warlina, S.T., M.T. Kegiatan yang dimotori oleh Direktorat Jurnal dan Publikasi Ilmiah Unikom bersama Tim International Confeence Unikom, menjadi sarana untuk membahas hasil penelitian dan pengalaman di bidang bisnis, ekonomi, ilmu sosial, dan humaniora, yang diikuti lebih dari 200 peserta dari dalam dan luar negeri baik
Melalui sambutannya, Dr. Poni Sukaesih Kurniati, M.Si., selaku Direktur Jurnal dan Publikasi Ilmiah sekaligus Ketua ICOBEST 2020 menyampaikan bahwa output dari ICOBEST 2020 adalah paper yang telah dipresentasikan, terbit di e-poster dan dilakukan pemeriksaan oleh para reviewer yang ahli di bidangnya. “Kegiatan tersebut tentunya cukup bergengsi karena outputnya adalah prosiding internasional, mengingat hal ini bukanlah satu pekerjaan mudah terlebih di tengah situasi pandemi Covid-19 maka kami sangat berterima kasih atas peran serta para penulis maupun reviewer, dengan target semua paper bisa terpublikasi.” Ujarnya.
Dalam plennary session ICOBEST 2020 yang dipandu oleh Andrias Darmayadi, M.Si., Ph.D., selaku Direktur Kemahasiswaan sekaligus moderator, menariknya keynote speaker yang dihadirkan selalu berbeda setiap tahun dimana para keynote speaker tersebut merupakan ahli dalam bidangnya masing-masing dan memiliki reputasi internasional diantaranya: 1) Prof. Brendan Howe (President Asian Political and International Studies Association (APISA)), South Korea, 2) Dr. Intan Salwani Mohammed (University Teknologi Mara, Malaysia) dan 3) Assoc. Prof. Dr. Soni Mulyawan Setiana, M.Pd. (Dekan Fakultas Sastra Unikom).
Pemaparan pertama disampaikan oleh Prof. Brendan Howe, yang menyampaikan materi bertajuk “Global Governance Challenges In a Post-Covid World”. Dalam pemaparannya, Brendan menjelaskan bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab yakni dalam mengelola urusan kolektif, mendamaikan kepentingan yang bertentangan, menghasilkan barang kolektif, keamanan, supremasi hukum, domestik versus global, perluasan sepanjang masalah & objek rujukannya. Menilik pandemi Covid-19, diharapkan pemerintah dapat meningkatkan pengakuan yang tumbuh atas saling ketergantungan, perbaikan dalam pembuatan kebijakan dan perspektif kekuatan besar, kebangkitan kekuatan menengah dan peran masyarakat sipil domestik dan internasional.
Selanjutnya, pemaparan kedua dijelaskan oleh Dr. Intan Salwani Mohammed, dengan materi berjudul “Covid-19 Pandemic as A Catalyst in Changing Postgraduate Research Cultur: University – Industry Concomitant Coalitions (Concols)”. Melalui kesempatan tersebut, Intan mengatakan bahwa untuk memulai penelitian tingkat Pascasarjana harus dibutuhkan komitmen serta persiapan yang efektif dan matang karena ke depannya akan menghadapi dilema & ketidakpastian terutama pada saat pandemi Covid-19.
Pemaparan ketiga disajikan dengan Assoc. Prof. Dr. Soni Mulyawan Setiana, M.Pd., yang menjelaskan “Hard Skills GAP: Companies Expectations VS College Graduates Abilities”. Menurut Soni, Covid-19 memiliki pengaruh besar terhadap dunia bisnis dimana mendorong dunia usaha untuk terbiasa bekerja secara efisien, tanpa perlu melibatkan banyak orang, setelah mereka memberhentikan dan memecat pekerja. “Masih terdapat kesenjangan antara hard skill yang diharapkan perusahaan dan hard skill lulusan. Kompetensi lulusan perguruan tinggi sangat ditentukan oleh kurikulum yang dirancang dan juga kompetensi para guru. Dalam konteks kurikulum, kompetensi lulusan tercermin dalam kurikulum yang dirancang.” ujarnya.
ICOBEST 2020 mencakup sembilan scope dengan lebih dari lima puluh sub scope, diantaranya: 1) Kewirausahaan; 2) Ilmu Pemerintahan; 3) Hubungan Internasional; 4) Ilmu Komunikasi; 5) Manajemen; 6) Akuntansi; 7) Hukum; 8) Digital Humaniora; 9) Desain Komunikasi Visual dan Desain Interior. Masing-masing peserta sebagai presenter diberi kesempatan untuk mempresentasikan paper pada sesi parallel session yang berlangsung di hari yang sama usai gelaran opening ceremony melalui aplikasi zoom dengan room-nya masing-masing. (Direktorat Hms & Pro)