Berita

Partisipasi Unikom Cegah Hasutan Kebencian dan Hoax Melalui Lokakarya

BANDUNG, UNIKOM,  Direktorat Humas dan Protokoler Unikom diwakili oleh stafnya, Arif Try Cahyadi, M.Ds, turut berpartisipasi dalam Lokakarya bertajuk “Melawan Hasutan Kebencian” yang digagas Pusat Kajian Agama dan Demokrasi (PUSAD) Yayasan Wakaf Paramadia. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, pada Selasa (22/01/2019) dan Rabu (23/01/2019) di Hotel Prime Park Hotel Bandung, Jalan PH. H. Mustofa, Bandung.

Sejumlah tokoh turut hadir daalm pebukaan kegiatan, diantaranya Direktur Pusat Kajian Agama dan Demokrasi (PUSAD) Paramadina, Bapak Ihsan Ali Fauzi, Direktur Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Provinsi Jawa Barat, Bapak Hadi Purnama, Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Jawa Barat, Bapak Abdullah Dahlan, dan Fasilitator dari PUSAD Paramadia Irsyad Rafsadi, Bapak Ali Nur Sahid, dan Ibu Dyah Ayu Kartika. Melalui sambutan pembukanya, Ihsan menyampaikan terimakasih atas partisipasi pada kegiatan ini untuk mengupas tuntas hasutan kebencian dan hoax di era pemilu tahun 2019. Hal ini turut dilakukan guna menjawab sejumlah tantangan mengerikan khususnya dalam penggunaan media sosial seperti halnya penyebaran informasi yang tidak benar dan mengandung unsur kebencian.

Gelaran lokakarya tersebut juga diikuti 20 peserta dari kalangan aktivis, komunitas, jurnalis, lembaga masyarakat, instansi pendidikan seperti Bawaslu, Cybercrime Polda Jabar, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Penyuluh Agama, Lembaga Kajian dan Pengembangan SDM (Lakpasdem) NU, Jabar Saber Hoax, Jurnalis AJI, Komunitas Budaya dan Seni, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung, Mafindo Jabar, Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat, Jaringan Kerja Antar Umat Beragama (Jakatarub), Young Interfaith Peacemaker Community (YIPC) Bandung, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, dan juga termasuk Humas Unikom Bandung.

Lokakarya dikemas dalam diskusi aktif mulai dari pembahasan identifikasi hasutan kebencian dan hoax, memahami jenis-jenis hasutan kebencian dan hoax, mampu memeriksa fakta dari hasutan kebencian dan hoax hingga strategi menyebarkan konten positif dan kontranarasi. Menanggapi kegiatan ini, Ketua Bawaslu menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas terselenggaranya lokakarya yang sangat menarik dan penting untuk dibahas.

“Perlu diketahui, pemilu yang sudah dilalui Indonesia sudah menginjak ke 12 pada tahun ini sejak tahun 1955, termasuk pemilu ke-5 pasca reformasi, dan pemilu pertama pada tahun ini yang merupakan pemilihan umum serentak mulai dari kepala daerah hingga pemilihan presiden. Hal ini tentu ada kekhawatiran tentang narasi kebencian yaitu penyebaran hoax dan hasutan-hasutan kebencian. Tentu dalam kegiatan ini diharapkan para peserta yang hadir untuk bersama-sama berkontribusi dalam membangun narasi optimis, sehingga pesta demokrasi yang dilakukan dapat membuat kampanye yang teratur dan memberikan kualitas demokrasi yang baik,” jelas Abdullah.

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Mafindo Jabar, pihaknya menyampaikan poin-poin penting tentang kiat mencegah isu tentang hasutan kebencian atau hoax, pentingnya pencegahan dan monitoring, dan kolaborasi antara lembaga-lembaga terkait baik dalam lembaga pemerintah, independen, dan lembaga pendidikan. Selain melakukan upaya pencegahan dalam mengadapi ujaran kebencian dan hoax, kegiatan ini juga digelar dalam rangka mengajak para aktivis, komunitas, jurnalis, lembaga masyarakat, dan instansi pendidikan, untuk dapat saling memperkuat kapasitas dan kerjasama masyarakat sipil dalam menangkal hasutan kebencian dan hoax. (Direktorat Hms & Pro)