BANDUNG, UNIKOM – Peristiwa Isra Mi’raj merupakan peristiwa besar yang dialami Nabi Muhammad SAW, di mana ia menempuh perjalanan ke langit ke tujuh yang terjadi dalam satu malam. Kata Isra Mi’raj berasal dari bahasa Arab. Isra berarti perjalanan di malam hari, dan Mi’raj mengandung arti anak tangga yang digunakan untuk naik. Pada peristiwa Isra Mi’raj, Nabi Muhammad SAW mengalami perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjid Al-Aqsha di Palestina, yang kemudian berlanjut naik menghadap Allah hingga sampai batas terjauh yang bisa dicapai makhluk, yaitu Sidratul Muntaha.
Perjalanan ke langit ke tujuh yang berlangsung dalam satu malam tersebut, ditandai sebagai tonggak penting bagi umat Islam. Peristiwa Isra Mi’raj merupakan mukjizat Allah yang diterima Nabi Muhammad SAW, pada peristiwa tersebut Nabi Muhammad SAW menerima perintah Allah, yaitu Shalat wajib 5 waktu bagi umat Islam. Tujuan utama Isra Mi’raj adalah untuk menjemput perintah Shalat Fadhu. Selain itu, Isra Mi’raj juga dimaksudkan oleh Allah SWT agar Nabi Muhammad ASW bisa melihat tanda-tanda kebesaran-Nya di alam raya.
Pada setiap tahunnya, masyarakat Indonesia memperingati peristiwa Isra Mi’raj pada setiap tanggal 27 Rajab, yang pada tahun 2024 ini bertepatan jatuh pada tanggal 8 Februari. Berbagai kegiatan biasa dilakukan masyarakat Indonesia untuk memperingati peristiwa bersejarah tersebut, diantaranya dengan menggelar kegiatan tausiah, pengajian, dan kegiatn-kegiatan lainnya.
Jum’at, 16 Februari 2024, Majelis Ta’lim Ashfiyatun Nisa UNIKOM menggelar Kajian Isra Mi’raj secara offline dengan mengusung tema “Tingkatkan Kesadaran Hati dengan Refleksi Isra Mi’raj” yang menghadirkan Syech Abdullah Jaber selaku nara sumber. Bertempat di Auditorium Lantai 4 Miracle Building UNIKOM, tampak hadir para dosen, karyawan, dan mahasiswa UNIKOM yang tergabung dalam Jamaah Majelis Ta’lim Ashfiyatun Nisa UNIKOM. Namun demikian, kegiatan turut dihadiri pula beberapa Majelis Ta’lim di kota Bandung yang berasal dari luar UNIKOM.
Agenda kegiatan diawali dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an Surat Al-Isra ayat 1 sampai 3 oleh Pradipta Waskitha dengan sari tilawah Apriani Puti Purfini, S.Kom., M.T., dilanjutkan pembukaan secara resmi oleh Ketua Majelis Ta’lim Ashfiyatun Nisa UNIKOM, Assoc. Prof. Dr. Hj. Dewi Kurniasih, S.IP., M.Si. Mengawali sambutan pembukanya, Hj. Dewi mengajak seluruh jamaah yang hadir untuk berdoa bersama memohon rahmat, karunia, dan hidayah dari Allah SWT. Selanjutnya ia mengungkapkan bahwa kajian islami merupakan kegiatan rutin yang senantiasa dilaksanakan oleh Majelis Ta’lim Ashfiyatun Nisa Unikom, baik secara online maupun offline. Kajian hari itu dilaksanakan dalam rangka memperingati Isra Mi’raj, bagaimana perjalanan Rasullulah yang patut diteladani umatnya. Pada kesempatan tersebut, ia tidak lupa menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada Ketua Yayasan, Rektor, para Warek, Direktur, Kadiv, Kabag, Dekan, Kaprodi, Sekprodi, para dosen, karyawan, mahasiswa/i yang telah hadir, serta nara sumber Syech Abdullah Jaber. “Mudah-mudahan kedatangan Syech membawa berkah yang banyak sekali buat kita semua. Insya Allah kedepannya, Bapak Ibu dapat mengikuti kajian demi kajian yang senantiasa disupport oleh Yayasan Science dan Teknologi. Semoha kegiatan kajian dapat berjalan lancar dari awal sampai akhir. Terimakasih kepada seluruh panitia dan pengurus MT Ashfiyatun Nisa yang senantiasa istiqamah melebarkan sayap dakwahnya. Mudah-mudahan semakin berkah di kemudian hari”, demikian tuturnya.
Syech Abdullah Jaber, dalam paparannya menyampaikan bahwa Shalat merupakan salah satu sarana yang paling utama dalam hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Shalat juga merupakan sarana komunikasi bagi setiap jiwa manusia dengan Allah SWT. Shalat memiliki kedudukan yang sangat penting dan mendasar dalam Islam, yang tidak bisa disejajarkan dengan ibadah-ibadah lainnya. Adanya majelis ilmu akan membuat manusia ingat kepada Allah SWT. Melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam majelis tersebut akan mendekatkan diri manusia kepada Allah SWT. Jika majelis ilmu mendekatkan diri kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan memberikan berkahNya.
Lebih jauh Syech Abdullah Jaber mengungkapkan terdapat 3 keutamaan Shalat Fardhu, yaitu, pertama Shalat yang membedakan orang muslim dengan kafir, selanjutnya, hal yang pertama akan dihisab oleh Allah SWT adalah shalat. Jika shalatnya beres, maka Allah akan membereskan semua ibadahnya, dan yang ke tiga adalah bagaimana kita mendapatkan ibadah yang paling mulia. Ketika kita berusaha, tidak mungkin menjadi orang shaleh tanpa beribadah. Terkait dengan Shalat Sunnah, Syech Abdullah Jaber mengungkapkan 4 hal yang didapat dengan Shalat Sunnah, antara lain, yang pertama, Shalat Sunnah akan mensiapkan manusia untuk ibadah menyempurnakan Shalat Fardhu. Seperti layaknya puasa di bulan Syaban akan menyempurnakan puasa Ramadhan. Hal yang ke dua, ibadah yang tidak wajib akan menutupi aib-aib manusia dalam Shalat Fardhu, ke tiga, Shalat Sunnah akan melindungi ibadah wajib dan melindungi manusia dari setan, dan yang ke empat, dengan melaksanakan Shalat Sunnah manusia akan mendapat kecintaan Allah SWT.
Agenda kegiatan dilanjutkan sesi tanya jawab yang diikuti dengan antusias oleh para peserta, dan foto bersama guna dokumentasi. Pada akhir acara, Syech Abdullah Jaber mengajak seluruh hadirin untuk berdoa bersama, “Semoga kita bersama-sama dapat melaksanakan ibadah dengan baik, yang akan menghantarkan kita untuk dapat masuk surga”, demikian pungkasnya. (Direktorat Hms & Pro).