Berita

Kolaborasi Prodi Sastra Jepang Unikom dan ASPBJI Gelar ‘International Conference on Japenese Language Education’

BANDUNG, UNIKOM- Interational Conference on Japanese Language Education (ICoJLE) 2018 dengan tema “Japanese Language Education and its Relationship to Business World” sukses digelar di Auditorium Lantai 17 Smart Building Unikom, Jumat-Sabtu (19-20 Oktober 2018). Seminar level internasional yang rutin diadakan setiap tahun oleh Asosiasi Studi Pendidikan Bahasa Jepang Indonesia (ASPBJI) Pusat, kali ini memasuki pelaksanaan yang ke-8 dibawah komando Dr. H. Agus Suherman Suryadimulya, M.A selaku Ketua ASPBJI Pusat dengan menggandeng Program Studi Sastra Jepang Unikom sebagai tuan rumah dan dukungan penuh The Japan Foundation Jakarta.

Fenny Febrianty, S.S.,M.Pd, Ketua Pelaksana ICoJLE 2018 juga Ketua Program Studi Sastra Jepang Unikom mengatakan, ajang ini menjadi wadah pertemuan para praktisi, akademisi, pemerhati, peneliti, dan mahasiswa untuk saling bertukar kajian dan informasi dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan Bahasa Jepang agar mampu menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai kebutuhan dunia kerja. Kegiatan ini dihadiri lebih dari 200 peserta dan 23 pemakalah dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang mempresentasikan penelitiannya.

Seminar ini menghadirkan dua keynote speaker, yaitu Prof. Horii Keiko (Mushashino University) dan Prof. Dr. T. Fatimah Djajasudarma (Dekan Fakultas Sastra Unikom). Momentum ini juga dimanfaatkan sebagai ajang memperkenalkan e-learning “Minato” dan pemanfaatannya dalam pendidikan Bahasa Jepang di perguruan tinggi oleh The Japan Foundation Jakata.

Gelaran ICoJLE 2018 turut diisi dengan parallel session yang terbagi dalam 4 sesi disusul dengan diskusi panel yang menjadi rangkaian akhir dari pelaksanaan seminar tahun ini. “…berkumpulnya para peneliti, praktisi, pemerhati, guru serta dosen yang berkecimpung di dunia pendidikan Bahasa Jepang, diharpakan menjadi sarana representasi dan aktualisasi diri sebagai insan pendidik yang cakap dan handal, agar pendidikan Bahasa Jepang mampu berkembang ke arah yang lebih positif dan kreatif,” ujar Agus.

Sementara itu, Mr. Tsukamoto Norihisa, Direktur The Japan Foundation Jakarta sangat mengapresiasi terselenggaranya seminar ini. Menurutnya, tema yang diusung mengacu pada hubungan kerja sama antara Jepang dan Indonesia sesuai dengan kondisi saat ini, dimana jumlah masyarakat Indonesia yang pergi ke Jepang untuk bekerja terus mengalami peningkatan. Bahkan, pemerintah Jepang juga mengeluarkan kebijakan terkait izin tinggal, bahwasannya pekerja asing bisa bekerja di bidang-bidang yang sangat dibutuhkan tanpa terbatas pada bidang industri tertentu. “Jika pekerja asing memperoleh keterampilan dari suatu pelatihan tertentu, dia akan diperbolehkan tinggal di jepang pada waktu yang tidak terbatas,” ujarnya.

Senada dengan hal tersebut, Rektor Unikom, Assoc. Prof. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.T, menuturkan bahwa Unikom sebagai salah satu kampus yang menaungi Prodi Sastra Jepang, senantiasa mendukung berbagai bentuk kerja sama yang dinilai dapat membantu mengembangkan studi pendidikan Bahasa Jepang di Indonesia. Sebagai contoh, setiap tahunnya Unikom pun mengirimkan mahasiswa ke Jepang untuk studi dalam kurun waktu 3-6 bulan, atau dosen yang melanjutkan studi S2 dan S3. “…terkait seminar ini diharapkan mampu menjadikan kita semakin memahami Budaya Jepang, yang bisa dijadikan acuan untuk memperkaya khazanah keilmuan,” jelasnya.

Momentum seminar kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena tepat di hari yang sama merupakan hari terakhir Agus menjabat sebagai Ketua ASPBJI Pusat.  “…setelah delapan tahun berjuang mengembangkan pendidikan Bahasa Jepang di Indonesia melalui ASPBJI, semoga estafet perjuangan ini bisa terus dilanjutkan dan hasil daripada seminar ini memiliki tingkat kontribusi yang signifikat terhadap perkembangan dunia pendidikan Bahasa Jepang di Indonesia,” tambahnya. Berkenaan dengan hal tersebut, ditetapkan Ketua APBJSI Pusat Masa Bakti 2018-2022 berdasarkan hasil voting dari seluruh korwil dan anggota MGMP serta 49 program studi yakni kepada Prof. Dr. Djodjok Soepardjo, M.Litt.

Melalui sambutannya, Djodjok menyebut bahwa tanggung jawabnya yang diemban kali ini menjadi tugas berat, karenanya Djodjok mengajak seluruh anggota untuk bersama-sama merevitalisasi organisasi dan meningkatkan eksistensi agar kedepannya selalu memberikan manfaat positif bagi anggota secara khusus dan dunia pendidikan Bahasa Jepang di Indonesia. (Direktorat Hms & Pro)