BANDUNG, UNIKOM - Permasalahan penyalahgunaan narkoba mempunyai dimensi yang luas dan kompleks, baik dari sudut pandang medik, psikiatri, kesehatan jiwa maupun psikososial (ekonomi, politik, sosial budaya, kriminalitas dan sebagainya). Penyalahgunaan narkoba merupakan fenomena sosial yang telah lama menjadi masalah sosial di masyarakat, hal ini dibuktikan dengan banyaknya kasus penyalahguna yang terjadi di dalam masyarakat itu sendiri.
Permasalahan penyalahguna narkoba adalah permasalahan yang tidak bisa hilang hanya dengan melakukan pemberantasan saja, namun perlu adanya edukasi atau sosialisasi kepada masyarakat secara umum. Dalam mengantisipasi potensi penyalahgunaan narkotika, BNN berupaya untuk melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai dampak buruk narkotika dan cara menghindari penyalahgunaan narkoba.
Tujuan dari kegiatan penyuluhan ini adalah untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada remaja tentang bahaya penyalahgunaan narkoba dan dampak negatif yang dapat ditimbulkan serta untuk meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya dalam menentukan masa depan bangsa.
Hal itu dikatakan Ketua DPW Jabar Majelis Umat Kristiani Indonesia (MUKI), Pdt. Dr. Jamanarik Nainggolan, M.Th., kepada Harian Berantas saat menghadiri penyuluhan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Bagi Generasi Muda dengan tema ''Bahaya Penyalagunaan Narkoba pada Masyarakat dan Pencegahan, Supaya Terwujud Warga Yang Bebas Narkoba Menuju Jabar Juara'' di Gedung Gereja GPDI Sukacita, Kompleks GBA 2 Blok C No. 9, Ciganitri, Cipagalo, Kabupaten Bandung, Sabtu, (10/09/22).
Menurutnya, kegiatan ini diawali dengan penegasan bahwa tema yang diangkat terkait dengan maraknya peredaran Narkotika dan obat-obatan terlarang di Indonesia akhir-akhir ini yang telah banyak memakan korban terutama para remaja yang sangat mengkhawatirkan masyarakat.
Oleh karena itu, kata Jamanarik, upaya penyelamatan generasi muda perlu dilakukan untuk mencegah meluasnya peredaran narkoba di kalangan generasi muda, khususnya di kalangan remaja. Dalam paparannya dijelaskannya bahwa peredaran narkoba tidak hanya menyasar orang dewasa tetapi juga remaja. Oleh karena itu, dalam penyelamatan bangsa dan negara, pihaknya juga akan ikut melibatkan diri secara aktif dalam menangani masalah narkoba.
Selain itu, menurutnya acara tersebut dinilai sangat bagus dan baik karena melihat antusias anak muda yang hadir. Dan itu, kata dia, merupakan kegiatan yang mencerahkan dan dia berjanji kegiatan serupa akan terus dilakukan oleh pihaknya (MUKI Jabar - Red) agar generasi muda tidak terlibat dan mencintai narkoba.
''Bagi kita dan saya pribadi serta bagi DPW MUKI Jabar, ini akan menjadi pencerahan. Kegiatan seperti ini akan terus kami laksanakan di berbagai tempat, supaya anak-anak tercerahkan dan tidak ada yang terlibat narkoba, jangan sampai terlibat narkoba. Semua orang harus tolak narkoba, benar-benar tolak, jangan coba-coba,''ujarnya.
Seperti diketahui, kegiatan ini diikuti oleh ratusan orang, baik tua maupun muda. Acara tersebut juga diisi oleh sejumlah narasumber dan moderator serta narasumber dari BNNP Jabar dan sejumlah jajaran pengurus MUKI Jabar yakni, Kepala Seksi Pencegahan BNN Provinsi Jabar, Yohanes Eko Ariyanto, S .SI., M.SI., APT, Moderator, Andreas D.L.A. Situmeang, S.H. , dan Relawan Anti Narkoba, Dr. Sahat Maruli T. Situmeang, S.H., M.H.
Di akhir acara, juga diadakan sesi tanya jawab. Para peserta tampak begitu antusias mengajukan berbagai pertanyaan karena rasa ingin tahu yang besar tentang dampak buruk penyalahgunaan narkoba. Harapan dari program ini adalah masalah narkoba menjadi tanggung jawab semua pihak karena bahaya penyalahgunaan narkoba dapat mengakibatkan kehancuran masa depan bangsa. (Direktorat Hms & Pro)