Berita

Kajian Online Mt Ashfiyatun Nisa Unikom: “Ikuti Maunya Allah”

BANDUNG, UNIKOM Ustadz Deddy Hariadi, Lc., kembali dihadirkan pada Kajian Online yang digelar Majelis Ta’lim Ashfiyatun Nisa Universitas Komputer Indonesia di hari Jum’at, 5 Juli 2024.

Pada kesempatan tersebut, Ustadz Deddy menyampaikan materi kajian dengan mengusung tema “Ikuti Mauanya Allah”. Dalam paparannya, ia menjelaskan bahwa Allah tidak pernah membebani manusia di luar kemampuannya. Sesungguhnya tidak ada sesuatupun yang bisa menaikkan level dalam kehidupan, kecuali ujian dan masalah. Memang Allah menghadirkan masalah bukan untuk mematahkan perasaan manusia atau menyakiti hati manusia, melainkan untuk membawa kehidupan manusia ke puncak-puncak kemuliaan dalam hidupnya. Orang bijak berkata, “bukan gelombang laut yang besar, tapi perahu kita memang terlalu kecil”, yang bermakna bukan masalah hidup kita yang besar, tapi iman kita yang terlalu kerdil. Karena imanlah yang pada nantinya akan menentukan besar atau kecilnya masalah tersebut. Bukan karena masalahnya, tapi karena kualitas iman kita yang kecil sehingga masalahnya menjadi terlihat begitu besar.

Lebih jauh Ustadz Dedi menguraikan, di antara masalah yang dihadirkan Allah pada kehidupan manusia, adalah adanya harapan yang tidak menjadi kenyataan, atau adanya kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan. Kadangkala kenyataan hidup yang jauh dari harapan lebih menyakitkan dari harapan yang tidak menjadi kenyataan dalam hidup. Hal tersebut adalah masalah yang akan diujikan dalam kehidupan. Allah tidak akan mengabulkan semua yang manusia inginkan. “Allah hanya akan memberi apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan”, demikian tuturnya. Ketika Allah tidak memberi semua yang kita inginkan, bukan berarti kemampuan Allah terbatas atau pelit, tetapi Ia hanya memberikan yang terbaik untuk manusia. Apa yang Allah berikan adalah sesuatu yang baik untuk manusia.

Mengapa tidak semua keingan manusia Allah kabulkan? Jika Allah mengabulkan semuanya, bisa menjadikan dunia adalah satu-satunya tujuan hidup manusia dan melupakan yang lain. Justru karena itulah, Allah tidak mengabulkan semuanya, agar manusia merindukan kehidupan yang bisa mengabulkan semuanya, yaitu kehidupan di surga. Agar setiap saat manusia akan merindukan kehidupan yang tidak pernah mengecewakan, tidak pernah menyakitkan, dan kehidupan yang tidak menghadirkan air mata.

Bagaimana caranya agar manusia menerima semua takdir Allah, dan bisa menerima banyak keinginan yang tidak Allah perkenankan. Takdir datang dari Allah, setiap manusia tidak bisa menentang atau menghindarinya. Langkah yang paling cerdas bukan menentangnya, tapi bagaimana caranya supaya manusia bisa menerima dengan sepenuh hati dengan penuh keridoan apapun yang Allah takdirkan dalam hidup masing-masing manusia.

Menerima keridoan Allah adalah suatu seni untuk mengistirahatkan hati. Orang yang tidak bisa menerima takdir allah, dalam hidupnya dia akan selalu merasa lelah hatinya. Pada akhir paparannya, Ustadz Deddy menegaskan terdapat 3 cara manusia mengenal Allah agar bisa memahami seluruh takdirnya, sehingga mudah menerima segalanya, yaitu, pertama, bahwa segala sesuatu itu milik Allah. Prinsipnya, seorang pemilik tidak akan merusak miliknya, bahkan akan selalu merawat makhluk yang sangat dicintainya. Hal yang kedua, manusia harus yakin bahwa pilihan Allah adalah yang terbaik, bukan pilihan manusia. Apa yang Allah anugerahkan adalah yang terbaik di antara yang baik. Maka mulailah belajar untuk memilih yang Allah pilihkan untuk kita. Karena pilihan Allah sudah pasti yang terbaik. Sementara yang ketiga, bahwa di setiap ujian yang dijalani manusia, Allah sedang menyiapkan berjuta kebaikan. Bahwa di setiap air mata, Allah sudah merencanakan berjuta kebahagiaan. “Jika Allah sudah berkehendak, sesuau pasti terjadi. Sesuatu yang terjadi pasti mengandung himah; dan hikmah itu pasti membawa kebaikan yang banyak. Maka, segala yang terjadi pasti mengandung kebaikan yang banyak”, demikian pungkasnya.

Dan jika sesuatu (kesulitan) datang kepadamu, maka janganlah engkau mengatakan, Seandainya aku melakukan niscaya terjadi begini dan begitu. Tetapi katakanlah, qadarullah dan  apa yang Dia kehendaki Dia lakukan. Sesungguhnya kata seandainya akan membuka (pintu) untuk Syaithan. (HR. Muslim). (Direktorat Hms & Pro).