Berita

Birama Unikom Gelar Seminar Jurnalistik 2024 “Deepening Journalism: Narrative Strategies To Build Journalism Skills”

BANDUNG, UNIKOM -  Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pers Birama UNIKOM kembali menggelar Seminar Jurnalistik di tahun 2024, dengan mengusung tema “Deepening Journalism: Narrative Strategies to Build Journalism Skills”, dengan menghadirkan praktisi media, Redaktur AyoBandung.com, Dian Naren Budi Prastiti, S.IP., M.Si., selaku  nara sumber.

Bertempat di Auditorium Lantai 4 Miracle Building UNIKOM, rangkaian kegiatan dibuka secara langsung oleh Pemimpin Umum Pers Birama, Aji Pirjian. Dalam sambutan pembukanya, ia mengungkapkan, Pers Birama ialah sebuah unit kegiatan mahasiswa di bawah naungan Universitas Komputer Indonesia, yang senantiasa berkembang dan memiliki misi untuk dapat memberikan dampak positif bagi mahasiswa maupun masyarakat sekitar. Untuk itu, kami menyelenggarakan seminar ini dengan harapan dapat menjadi media bagi mahasiswa maupun masyarakat, untuk dapat mengerti dan memahami lebih dalam bagaimana profesi pers memegang peran dalam membentuk suatu citra di masyarakat ketika menyampaikan suatu informasi.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Kegiatan, Sasa Amelia melaporkan, seminar tersebut terbuka untuk umum dan dihadiri sejumlah mahasiswa dari berbagai kampus di kota Bandung. Dalam laporannya, ia pun menjelaskan tujuan di era reformasi, jurnalistik tidak hanya bertanggung jawab mengumpulkan dan menyajikan informasi saja, tetapi juga untuk memerangi penyebaran berita palsu (hoax) dan menyuarakan kebenaran di tengah-tengah kompleksnya informasi yang terus meningkat. Dalam hal ini, keahlian jurnalistik yang baik seperti melakukan penelitian mendalam tentang suatu berita, wawasan editorial, dan etika profesional sangatlah penting untuk menjaga integritas jurnalisme. Tema seminar kali ini, “Deepening Journalism: Narrative Strategies to Build Journalism Skills,” dipilih dengan pertimbangan bahwa dalam era informasi yang serba cepat ini, kemampuan untuk menyusun narasi yang menarik dan akurat sangatlah penting. Melalui seminar tersebut, peserta diajak untuk belajar tentang berbagai strategi narasi yang dapat meningkatkan keterampilan jurnalistik. Peserta diajarkan mendalami bagaimana menyusun narasi yang mampu menarik perhatian pembaca, bagaimana menyajikan data dan fakta dengan cara yang mudah dipahami, serta bagaimana menjaga integritas dan etika jurnalistik dalam setiap tulisan yang dihasilkan. “Begitu banyak proses yang telah kami lewati dalam menyelenggarakan kegiatan ini. Oleh karena itu, kami berharap acara ini dapat memberi ilmu dan manfaat bagi seluruh peserta, tak hanya untuk hari ini, namun dalam jangka waktu yang panjang. Karena sejatinya, ilmu akan menjadi sia-sia apabila tidak diamalkan”, demikian harap Sasa.

Redaktur AyoBandung.com, Dian Naren Budi Prastiti, S.IP., M.Si., yang hadir selaku  nara sumber, dalam kesempatan tersebut menyampaikan 3 topik bahasan dalam mendukung tema yang diusung, yaitu mengenai Perkembangan Media, Kategori Hoax, dan Cek Fakta. Pada paparan materinya, Dian menguraikan sejarah perkembangan media yang dimulai pada 100-400 sebelum masehi di Romawi, dilanjutkan dengan bagaimana perkembangan Media Massa di Indonesia. Berawal dari pers di masa penjajahan Belanda, berganti ke Jepang, selanjutnya memasuki revolusi fisik, jaman kemerdekaan, masa orde lama, kemudian orde baru, dan juga masa reformasi. Ia pun menjelaskan bagaimana perkembangan platform media penyebar informasi di Indonesia, dari mulai koran, radio, televisi, sampai ke media online dan media sosial yang banyak digunakan saat ini.

Lebih jauh Dian menuturkan, ternyata masyarakat hanya mempercayai media sekitar 70,2% saja, saat mendengar mengenai sebuah berita masyarakat kebanyakan tidak mempercayai dan hanya mendengarkan sebagai sebuah informasi saja. Kepercayaan terhadap media online ternyata justru berada di 13% dan merupakan hasil yang jauh lebih rendah. Hal yang mempengaruhi rendahnya tingkat kepercayaan terhadap media online ternyata dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor tersebut diantaranya adanya misinformasi, disinformasi, dan malinformasi, yang membuat tingkat kepercayaan masyarakat terhadap media online sangat menurun.

Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi yang berlangsung inter aktif dengan dipandu Asyifa Putri Raseni selaku moderator. Pada akhir diskusi, Dian menyampaikan tipsnya agar terhindar dari mis-disinformasi, kemampuan literasi yang baik sangat diperlukan para jurnalis. Beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya adalah: Evaluasi informasi dan sumbernya terlebih dahulu ketika mendapatkan sebuah informasi, Mencari sudut pandang atau alternatif lain untuk memastikan dan menyimpulkan sebuah topik, kemudian, dilihat kembali konteksnya, Mencari tahu dengan lebih detail, dan yang terakhir adalah berpikir kritis. (Direktorat Hms & Pro).