Fahmi mengungkapkan bahwa proses seleksi untuk mewakili UNIKOM dalam ajang tersebut dilakukan melalui pengiriman video esai berdurasi satu menit yang menampilkan kegiatan sosialnya di masyarakat dan diunggah melalui Instagram. Keterlibatan aktifnya dalam berbagai kegiatan sosial menjadi modal kuat dalam proses seleksi ini.
Indonesia Youth Summit 2025 menjadi wadah penting bagi pemuda dari berbagai kabupaten/kota di Indonesia untuk menyuarakan isu strategis daerah, menyusun rekomendasi kebijakan, serta merumuskan dokumen Communique Suara Pemuda Indonesia yang akan disampaikan kepada kepala daerah dan pejabat nasional.
Fahmi sendiri membawa isu ketimpangan akses pendidikan di Kabupaten Bandung Barat. Berdasarkan data BPS, rata-rata lama sekolah di wilayah tersebut hanya 8 tahun, jauh dari target nasional 12 tahun. Ia menilai, belum ada langkah konkret dari pemerintah untuk mengatasi persoalan ini, sehingga isu tersebut perlu mendapat perhatian lebih luas. Selain pendidikan, peserta lain juga mengangkat isu seperti kepemimpinan digital, pemberdayaan pemuda, advokasi kebijakan berbasis data, ekonomi kreatif, hingga keberlanjutan lingkungan. Semua gagasan dibahas melalui berbagai tahapan sidang, mulai dari Sidang Pemuda I, Sidang Komisi, hingga Forum Perumusan Akhir.
Dalam forum ini, ia aktif berpartisipasi dalam setiap sesi diskusi, menyampaikan pendapat berbasis data lokal, serta menyumbangkan solusi konkret. Inilah yang menjadi salah satu alasan ia dinobatkan sebagai Peserta Terbaik dalam kegiatan tersebut. Momen paling berkesan baginya adalah ketika bertemu dan berdiskusi dengan pemuda dari berbagai daerah untuk merumuskan solusi atas berbagai persoalan lokal. Ia menekankan pentingnya forum seperti IYS sebagai media kolaboratif antara pemuda dan pemerintah.
Terkait tanggapan pejabat, Fahmi menyampaikan bahwa Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya, sangat mengapresiasi aspirasi yang disampaikan para pemuda. Ia bahkan berharap kegiatan ini dapat terus dilaksanakan secara rutin agar suara pemuda lebih terintegrasi dalam pembuatan kebijakan nasional. "Acara ini sangat berpengaruh bagi pengembangan diri saya, terutama dalam memahami proses kebijakan berbasis partisipasi, mengasah keterampilan diplomasi, public speaking, serta memperluas jejaring nasional," ujar Fahmi.
Fahmi pun berharap, pemerintah benar-benar menindaklanjuti rekomendasi hasil forum ini secara konkret, bukan hanya simbolis. Ia juga mendorong agar para pemuda terus aktif menyuarakan aspirasi dan terlibat langsung dalam proses perubahan di masyarakat. (Direktorat Hms & Pro)