BANDUNG, UNIKOM -. Civitas akademika UNIKOM sebagai salah satu perguruan Tinggi yang tidak hanya memotivasi dan memfasilitasi kercerdasan rasional atau kognisi Dosen dan karyawannya tapi juga memfasilitasi kecerdasan Spiritual Dosen dan karyawannya melalui tahsin yaitu Merupakan sebuah proses memperbaiki cara membaca Al-Qur'an dengan lebih baik, sesuai dengan tajwid dan makhrojnya, kajian ini menjadi wadah bagi para dosen dan karyawan UNIKOM yang memerlukan tambahan ilmu dan yang ingin meningkatkan hubungan mereka dengan Kitabullah. Selain tahsin juga pengajian untuk Menambah Ilmu agama mulai dari ibadah, akidah, Akhlaq, fiqih dan lain sebagainya. Salah satu contoh yaitu Kajian Majelis taklim yang memiliki peran penting dalam kehidupan seorang muslim. Kajian majelis taklim merupakan pertemuan berkala yang diadakan untuk mendalami ilmu agama Islam. Kegiatan ini memiliki makna yang sangat penting bagi umat Islam. Melalui kajian, pemahaman terhadap Al-Qur'an, hadis, dan ajaran Islam lainnya semakin mendalam. Hal ini akan menguatkan iman dan ketakwaan seseorang. Ilmu yang didapat akan menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sehingga tindakan kita semakin sejalan dengan ajaran Islam.
Majelis Ta’lim Ashfiyatun Nisa Universitas Komputer Indonesia melaksanakan Kajian Islami secara online, bersama Ustadz Sofyan Yahya, S.Ag.,C.Mtq yang digelar pada Jumat 3 Januari 2025 dengan tema “Tahsin dan Makna Q.S Al-Qamar” sedangkan pada Jumat 10 Januari 2025 digelar Kajian bersama Ustadz Dedi Hariadi yang mengangkat tema “Memuliakan dan Mengagungkan Bulan Rajab”.
Acara dibuka secara resmi melalui sambutan dari Pembina Majelis Ta’lim Ashfiyatun Nisa UNIKOM, Assoc Prof, Dr. Hj. Dewi Kurniasih, S.IP., M.Si. Beliau mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Yayasan Ilmu Pengetahuan & Teknologi serta Rektor UNIKOM atas dukungannya yang tiada henti dalam kelancaran program Majelis Ta’lim Ashfiyatun Nisa UNIKOM. "Semoga kegiatan kajian rutin setiap hari Jum'at ini dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi kita semua, serta menjadi sarana untuk memperdalam ilmu agama yang kita miliki," ujarnya dengan penuh harapan.
“Tahsin dan Makna Q.S Al-Qamar”
Surah Al-Qamar, yang merupakan surah ke-54 dalam Al-Qur'an, mengandung banyak pelajaran penting mengenai kekuasaan Allah dan peringatan bagi umat manusia. Diawali dengan kisah mukjizat pembelahan bulan yang terjadi sebagai tanda kekuasaan Allah, surah ini menggambarkan bagaimana bulan terbelah menjadi dua bagian di hadapan kaum Nabi Muhammad SAW yang meragukan kenabiannya. Peristiwa ini menjadi bukti nyata dari kekuasaan Allah yang tidak terbatas, sekaligus memperingatkan umat manusia tentang akibat dari penolakan terhadap wahyu dan tanda-tanda Allah. Selain itu, dalam surah ini juga dijelaskan tentang azab yang menimpa umat-umat terdahulu yang mendustakan para rasul, seperti kaum Nuh, 'Ad, Tsamud, dan Fir'aun, sebagai pelajaran bagi umat yang hidup setelah mereka.
Ustadz Sofyan memaparkan bahwa “Surah Al-Qamar mengajarkan kita untuk selalu merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di sekitar kita. Meskipun banyak mukjizat yang telah diberikan kepada umat manusia, tetap saja banyak yang memilih untuk menolak dan mengingkari kebenaran wahyu. Dalam surah ini, Allah memperingatkan bahwa azab yang sama yang menimpa umat-umat terdahulu bisa juga menimpa umat yang ingkar di masa kini jika mereka tidak menyadari kekuasaan Allah. Oleh karena itu, surah ini mengajak kita untuk tidak hanya melihat fenomena alam, seperti bulan yang terbelah, sebagai suatu keajaiban, tetapi juga sebagai peringatan untuk senantiasa bersyukur dan beriman kepada Allah” tuturnya.
Ustadz Sofyan juga menjelaskan bahwa Surah Al-Qamar mengingatkan kita bahwa iman yang tulus dan penerimaan terhadap wahyu-Nya adalah kunci untuk menghindari akibat buruk yang menimpa orang-orang yang mendustakan-Nya.
Bulan Rajab merupakan salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam. Bulan ini jatuh pada bulan ketujuh dalam kalender Hijriah dan memiliki sejumlah keistimewaan serta sejarah yang menarik.
Dalam Kajian Ustadz Dedi, Ia mengingatkan bahwa di bulan Rajab ini “Kita harus menjauhkan diri dari maksiat karena jika banyak melakukan maksiat maka rezeki yang Allah berikan, ketenangan hati dan kesakinahan itu semua akan menghilang. Seperti penjelasan menurut Ibnu Qayyim Aljauziah bahwa “Salah satu hukuman yang Allah berikan kepada orang yang maksiat adalah dia terhalang dari ketaatan”. Ini merupakan hukuman untuk yang bermaksiat maka dari itu di setiap momentum ketaatan, dia merasakan malas, lemas, karena itu perasaan yang ada di orang-orang yang banyak melakukan maksiat”. Tutur Ustadz Dedi.
Diakhir penutupan materinya, Ustadz Dedi mengingatkan bahwa kekuatan hati menjadi penentu ketaatan kita kepada Allah SWT. Ia juga berpesan bahwa kita harus selalu isiqomah untuk selalu taat kepada Allah karena ketaatan ibadah ada pada kekuatan hati bukan kekuatan fisik. Selesai pemaparan materi tersebut para peserta kajian melakukan sesi tanya jawab dan setelah itu para peserta melakukan do’a bersama yang dipimpin oleh Ustadz Dedi hariadi. (Direktorat Hms & Pro).