Berita

Prodi Ilmu Komunikasi Unikom Budayakan ‘Anti Plagiarisme’ Di Kalangan Mahasiswa

BANDUNG, UNIKOM- Bertempat di Auditorium Miracle Unikom, Program Studi Ilmu Komunikasi (IK) Unikom mengadakan Semiloka Anti Plagiarisme yang diikuti hampir 160 mahasiswa IK tingkat akhir guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mahasiswa khususnya yang akan dan sedang menyusun skipsi agar kelak mereka mampu menghasilkan karya ilmiah berkualitas tanpa terindikasi plagiat. Hal tersebut disampaikan oleh Tine A. Wulandari, M.I.Kom selaku Dosen Prodi IK sekaligus pemateri dalam kegiatan tersebut yang berlangsung pada Jumat (11/5).

Menurut Tine, kemudahan informasi dan data yang bisa diakses mahasiswa sebagai bahan referensi dalam penyusunan skripsi atau karya ilmiah, dikhawatirkan membuka peluang lebar untuk terjadinya plagiarisme jika tidak diimbangi dengan pengetahuan yang mumpuni khususnya mengenai cara pengutipan. “Artinya kami di Prodi Ilmu Komunikasi berupaya membekali mahasiswa agar mereka dapat menghasilkan karya ilmiah dengan meminimalisasi tindakan plagiat melalui proses mengutip yang baik dan benar,” ujarnya.

Tine menambahkan bahwa di tahun keempat pelaksanaan kegiatan ini, dirinya dipercaya sebagai pemateri dengan sejumlah pertimbangan yang matang. “Tahun pertama pelaksanaan semiloka, saya memberikan usulan kepada program studi agar kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mahasiswa yang akan atau sedang menyusun skripsi, sehingga pada saat itu saya dipercaya menjadi ketua pelaksananya, di tahun kedua saya terlibat dalam kepanitiannya dan di tahun ketiga saya pun kembali menjadi ketua pelaksana, sehingga di tahun keempat ini saya dipercaya menjadi pembicara dengan menyampaikan materi yang telah saya peroleh dan pelajari dari tahun-tahun sebelumnya,” jelasnya.

Hal tersebut pun sejalan dengan apa yang pernah diungkapkan oleh salah satu pembicara di tahun pertama kegiatan semiloka, Bapak Dhama Gustiar Baskoro, bahwa seharusnya materi tentang semiloka anti plagiarisme alangkah baiknya disampaikan oleh dosen internal terkait agar gaya penulisan karya ilmiah yang dihasilkan kelak sesuai dengan aturan dan ciri khas universitasnya masing-masing.

Pelaksanaan kegiatan yang mengusung tema “Semiloka Anti Plagiarisme: Skripsi dan Plagiarisme” merupakan agenda rutin sekali dalam setahun yang diadakan di semester genap sejak Tahun Akademik 2014/2015. Kegiatan ini pun menjadi bagian dari rangkaian sidang skripsi yang harus ditempuh mahasiswa tingkat akhir Prodi IK Unikom. Walaupun menjadi kegiatan rutin, ada sedikit perbedaan dari pelaksanaannya di tahun ini dimana para peserta juga mendapatkan sosialisasi tentang kebijakan baru yang ditetapkan oleh universitas mengenai pemeriksaan karya ilmiah menggunakan software Turnitin.

“…dalam rangka menghindari plagiarisme universitas juga menetapkan kebijakan baru untuk para calon lulusannya, yaitu sejak semester ganjil TA 2017/2018 mahasiswa tingkat akhir Unikom yang sedang menyusun skripsi wajib melakukan pemeriksaan karya ilmiahnya tersebut melalui software Turnitin, jika tingkat plagiarisme yang dihasilkan lebih dari 25% maka yang bersangkutan tidak dapat memperoleh ijazah, sehingga calon lulusan harus memastikan karya ilmiahnya tidak terindikasi plagiat agar dapat memperoleh ijazah tersebut,” tambah Tine.

Sementara itu, Alpin Hamjah, salah satu peserta Semiloka Anti Plagiarisme menuturkan bahwa kegiatan tersebut telah memberikannya pencerahan dalam penyusunan skripsi khususnya terkait dengan cara pengutipan. “Seminar semiloka tuh ngasih pencerahan banget khususnya buat saya yang lagi nyusun skripsi, karena kita dikasih tahu seberapa bahayanya tindakan plagiarisme dan yang terpenting adalah informasi tentang cara pengutipan yang benar supaya hasil karya ilmiah kita tidak terindikasi plagiat, apalagi secara materi pun mudah dipahami mungkin karena pematerinya juga kan dari dosen IK,” ucap Alpin.

Hal senada pun diungkapkan peserta lainnya, Isma Oktavia. “Menurut aku acara semiloka kemarin sangat bagus untuk mahasiswa yang sedang menypusun tugas akhir, materi yang disampaikan juga cukup jelas dan dimengerti, namun jika boleh menyarankan kegiatan seperti ini akan semakin baik bila diadakan sebelum mahasiswa menyusun skripsi agar kualitas penulisan dan pengutipan skripsi oleh mahasiswa lebih baik dari awalnya,” kata Isma.

Melalui kegiatan tersebut diharapkan seluruh peserta khususnya kandidat sidang yang tengah menyusun skripsi saat ini bisa menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas. Selain meminimalisasi tindakan plagiat, cara penulisan dan penyusunan karya ilmiah yang mencantumkan sumber kutipan dengan baik dan benar juga merupakan wujud penghargaan pada kaidah penulisan serta kekayaan intelektual milik orang lain. (Direktorat Hms & Pro)