Berita

Praktisi Humas Unikom Berpartisipasi Dalam Konvensi Nasional Humas (KNH) 2018

BANDUNG, UNIKOM - Konvensi Nasional Humas (KNH) 2018 bertajuk “Humas 4.0 Tantangan Kebangsaan dan Reputasi Indonesia #IndonesiaBicaraBaik” sukses digelar di Djakarta Theater XXI Ballroom, pada Senin-Selasa (10-11 Desember 2018). kurang lebih 1.400 praktisi, kalangan akademisi, pakar komunikasi, stakeholder, hingga mahasiswa yang menggeluti bidang komunikasi khususnya kehumasan di Indonesia tumpah ruah pada kegiatan rutin tahunan yang diadakan Perhimpunan Humas Indonesia (PERHUMAS), termasuk diantaranya Direktur Humas dan Protokoler Unikom juga pengurus Perhumas BPC Bandung, Dr. Desayu Eka Surya, S.Sos.,M.Si bersama Staf Direktorat Humas dan Protokoler Unikom, Ismyuli Tri Retno, S.I.Kom dan Faiza Sintia M, S.I.Kom.

Secara resmi, KNH 2018 yang memasuki pelaksanaannya ke-19 dibuka oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Senin, (10/12/2018). Seperti dilansir dari beritainspiratif.com, Presiden menyampaikan pada dasarnya Humas berperan mensosialisasikan pesan khusus agar terbangun trust dan reputasi lembaga, Humas instansi pemerintah juga bertugas membangun trust masyarakat kepada pemerintah tanpa memberitakan keburukan pihak lain apalagi hoaks, finah dan keburukan lainnya.

Gelaran KNH sebagai forum pemersatu berbagai elemen kehumasan di seluruh Indonesia berupaya merumuskan strategi membangun reputasi Indonesia di tingkat domestik maupun global. Atas dasar itulah, sejumlah narasumber dan pakar di bidangnya dari lingkup pemerintahan, BUMN, dan swasta memaparkan penjelasan terkait tema yang terbagi menjadi tujuh sesi/topik bahasan, diantaranya: 1) Transformasi Humas Pemerintah; 2) Personal Branding dan Reputasi di Era 4.0; 3) Media Landscape di Era Digital; 4) Peran Humas 4.0 Menarik Segmen Milenial; 5) Digitalisasi Komunikasi; 6) Inovasi dan Kreatif PR di Era 4.0; dan 7) Ekspektasi CEO Milenial pada Humas 4.0.

Menurut Benny S. Butarbutar, Ketua Panitia KNH 2018, kegiatan ini menjadi momen tepat bagi segenap Praktisi Humas 4.0 untuk lebih waspada dan cermat dalam menghadapi tantangan kemajuan dunia digital di Indonesia. "Harapannya melalui Konvensi Humas 2018, kami segenap praktisi Public Relations Indonesia, professional dari berbagai industri dapat saling berdiskusi dan menemukan strategi untuk membangun reputasi baik Indonesia,” tuturnya.

Sementara itu, Agung Laksamana selaku Ketua Umum BPP PERHUMAS menuturkan bahwa kompetensi PR membutuhkan kombinasi unik antara intuisi, nalar, empati, emosi serta kreativitas yang tidak terbatas (limitless). “Persepsi lama, bahwa PR hanya berfungsi sebagai media relations, membuat klipping, protokoler serta publikasi di konvensional media semata haruslah kita tinggalkan. Sekarang profesi ini dituntut memiliki keahlian yang lebih kompleks, karena pada akhirnya, peran fungsi Humas adalah membangun trust dan reputasi melalui branding "Making Indonesia 4.0", ini juga butuh agenda setting serta peran strategis Humas yang Humas 4.0, namun, yang paling penting juga adalah inside chipnya seorang Humas 4.0 haruslah NKRI -- #IndonesiaBicaraBaik” jelasnya.

Menutup rangkaian KNH 2018, Agung membacakan lima poin rekomendasi untuk disampaikan kepada Pemerintah sebagai regulator atau praktisi humas itu sendiri. Kelima poin tersebut, antara lain: 1) Character Building; 2) Collaborative; 3) Kebijakan & Regulasi; 4) Peningkatan Kompetensi Kehumasan (Akreditasi 4.0); 5) Kode Etik Profesi Kehumasan. “Kelima rekomendasi ini kita harapkan bisa dijadikan acuan bagi praktisi humas seperti pemerintah, swasta, dan organisasi kelembagaan,” pungkas Agung. (Direktorat Hms & Pro)