Berita

Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Unikom Ciptakan “Radio Komunitas” Bagi Masyarakat Dusun Singapura

BANDUNG, UNIKOM- Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Unikom, terdiri dari Egi Kurniawan (Semester VI), Yusi Aysa (Semester IV) dan Esmeralda (Semester IV), mengikuti Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) 2017 yang berfokus pada pengabdian kepada masyarakat di Dusun Singapura, Desa Sumur Bandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Bersama kedua rekannya, Yusi menggagas produk “Radio Komunitas”, guna menjawab permasalahan di Dusun Singapura yaitu keterlambatan penerimaan informasi yang bersumber dari pemerintah Desa Sumur Bandung terkait sosialisai mengenai program-program desa hingga beberapa jenis bantuan yang datang dari pemerintah.

Menurut Yusi, fenomena tersebut awalnya diketahui dari hasil diskusi bersama salah satu dosen Prodi Ilmu Komunikasi, Inggar Prayoga, M.I.Kom, juga sebagai dosen pembimbing dan pendamping PKM 2017. Berangkat dari informasi tersebut, mereka pun tergerak untuk melakukan survey dan penelitian di wilayah Dusun Singapura. “Kami melihat masyarakat disana memerlukan sebuah media sebagai sarana dan akses untuk mendapatkan informasi. Setelah kami meneliti, radio adalah media yang paling efektif karena di era digitalisasi seperti saat ini masyarakat pedesaan masih sulit menjangkau akses internet salah satunya penyebabnya adalah keterbatasan signal. Maka kami memilih radio komunitas karena jangkauannya bisa mencakup seluruh wilayah Dusun Singapura yang secara geografis berada dalam kontur perbukitan,” ujarnya.

Yusi pun menambahkan bahwa perangkat untuk mengakses media radio cukup mudah diperoleh dengan harga terjangkau, sehingga Radio Komunitas ini diharapkan bisa menjadi jawaban untuk permasalahan di masyarakat dalam hal penyebaran informasi, dimana mereka pun turut melibatkan anggota Karang Taruna setempat untuk membantu mengoperasikan perangkat radio tersebut.

Setelah melakukan survey dan penelitian, mereka pun memberikan pelatihan kepada anggota Karang Taruna Dusun Singapura terkait kemampuan dan pemahaman dalam mengelola Radio, seperti pemasangan dan pengaturan peralatan penunjang Radio serta pelatihan pengelolaan atau manajerial radio, mengingat anggota Karang Taruna adalah pihak yang bertanggung jawab dalam pengelolaan Radio Komunitas. “Pelatihan dari segi teknis seperti cara menggunakan alat-alat yang ada dalam ruang siaran beserta pelatihan pengelolaan isi siarannya. Selanjutnya, kami pun memberikan pelatihan teknik siaran yang menitikberatkan pada kemampuan berkomunikasi ketika melakukan siaran radio,” tambah Yusi.

Program PKM kali pertama yang diikuti oleh Yusi dan kedua rekannya, dilanjutkan dengan pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi (Monev) PKM 2017 pada 17-18 Juli 2017 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung. Kegiatan Monev diisi dengan pemaparan laporan dan presentasi masing-masing peserta PKM dari berbagai perguruan tinggi di Kota Bandung untuk selanjutnya dilakukan sesi tanya jawab bersama dewan juri dari Ristekdikti.

Adanya program Radio Komunitas ini diharapkan bisa menjembatani komunikasi dan penyebaran informasi antara Pemerintah Desa Sumur Bandung dengan masyarakat Dusun Singapura. Terlebih program ini pun memiliki manfaat lain diluar fungsi utamnya, yaitu berpotensi secara ekonomi dengan menyediakan slot iklan bagi masyarakat yang akan mempromosikan jasa atau produknya melalui Radio Komunitas tersebut.

Saat ini Tim PKM dari Prodi Ilmu Komunikasi Unikom tengah membuat laporan akhir dan menunggu pengumuman sebagai tahap lanjutan dari pelaksanaan Monev. “Besar harapan kami melalui program ini, kami bisa bekerjasama dengan lebih banyak pihak salah satunya organisasi kemahasiswaan Unikom seperti BEM, Hima dan UKM di Unikom untuk bersama-sama mengembangkan Radio Komunitas tersebut,” pungkas Yusi. (Direktorat Hms & Pro)