BANDUNG, UNIKOM - Jum’at, 17 Juni 2024, Majelis Ta’lim Ashfiyatun Nisa Universitas Komputer Indonesia kembali melaksanakan Kajian Islami di hari Jum’at, yang dilaksanakan secara hybrid di Mushola Lantai 16 Smart Building UNIKOM, dengan menghadirkan Ustadz Dedi Heriadi, LC., selaku nara sumber.
Rangkaian kegiatan dibuka oleh Assoc. Prof. Dr. Hj. Dewi Kurniasih, S.IP., M.SI., selaku Ketua MT Ashfiyatun Nisa UNIKOM. Dalam sambutan pembukanya, ia menyatakan alhamdulillah, segala puji bagi Allah, dan menyampaikan, kegiatan kajian yang dilaksanakan secara rutin setiap hari Jum’at di lingkungan UNIKOM, insya Allah akan membawa keberkahan bagi semua sivitas akademika UNIKOM terutama untuk mendapatkan pencerahan atas materi pembahasan yang diberikan nara sumber. Ia berharap, “apa yang akan disampaikan Ustadz Dedi semoga betul-betul akan menambah keilmuan kita, khususnya pemahaman kita terkait dengan kajian-kajian Islami”, demikian pungkasnya.
Ustadz Dedi Hariadi, LC., dalam uraiannya menyampaikan, sebetulnya “Rihlah Ba’da Rihlah” bukanlah tema baru. Rihlah Ba’da Rihlah mengandung arti perjalanan setelah perjalanan, yang bermakna “Dari satu perjalanan ibadah menuju ke perjalanan ibadah berikutnya”. Bila dijabarkan, “Rihlah Ba’da Rihlah lebih kepada setelah umat Islam meninggalkan bulan Ramadhan, akan memasuki bulan Dzulhijah atau dari satu perjalanan ibadah di bulan Ramadhan menuju perjalanan ibadah di bulan Dzulhijah.
Ustadz Dedi menjelaskan, bulan Ramadhan dan Dzulhijah merupakan momentum yang sangat penting bagi umat Islam. Di mana pada bulan Ramadhan umat Islam menjalankan ibadah selama 30 hari, sementara di bulan Dzulhijah terdapat moment besar, yaitu Idul Adha, Qurban, dan ibadah haji. Oleh karena itu, bulan Ramadhan dan Dzulhijah menjadi moment besar bagi umat Islam di sepanjang tahun.
Lebih jauh, dijelaskan pula, Ramadhan disebut bulan ketaatan, dan Dzulhijah disebut bulan pengorbanan. Segala macam ketaatan ada di bulan Ramadhan, mulai ibadah shaum, tilawah, itikaf, sedekah, dan lain sebagainya. Tidak ada bulan lain yang merangkum seluruh ketaatan selain bulan Ramadhan. Sedangkan Dzulhijah disebut bulan penuh pengorbanan, di mana umat Islam melakukan ibadah haji, sedangkan yang tidak melaksanakan ibadah haji melaksanakan ibadah qurban atau mengorbankan uang untuk menyembelih seekor kambing. Hal tersebut merupakan pengorbanan bagi yang tidak berhaji. Ibadah haji merupakan sebuah perjalanan yang sangat berat, karena melibatkan 3 macam pengorbanan, yaitu harta yang tidak sedikit, waktu yang tidak sebentar, dan fisik yang tidak ringan.
Pada akhir uraiannya Ustadz Dedi menyampaikan ketika kita melaksanakan ibadah itu adalah kisah tentang sebuah kesabaran. Setelah keluar dari bulan penuh ketaatan umat Islam memasuki bulan penuh pengorbanan. Taat dan pengorbanan melahirkan 2 konsep yang penting dalam Islam, yang pertama yaitu, “Ketaatan membutuhkan pengorbanan”, dan yang ke dua, “Pengorbanan menghadirkan keberkahan”, demikian pungkasnya.
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menfkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”. (QS Ali Imran, 92). (Direktorat Hms & Pro).