Berita

Dies Natalis Ke-20, Program Studi Ilmu Komunikasi UNIKOM Gelar Webinar “Repositioning Media Massa di Era Multi Platform”

BANDUNG, UNIKOM – Memeriahkan Dies Natalis ke-20, Program Studi Ilmu Komunikasi Unikom menggelar Webinar bertajuk “Repositioning Media Massa di Era Multi Platform” pada Jumat, 9 Oktober 2020. Digelar secara online melalui aplikasi zoom, sebanyak 932 orang peserta yakni para mahasiswa, kalangan akademisi dan praktisi turut serta mengikuti berjalannya rangkaian agenda kegiatan tersebut.

Secara resmi kegiatan dibuka oleh sambutan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Prof. Dr. H. Samugyo Ibnu Redjo, Drs. MA., yang menyampaikan ucapan Dies Natalis ke 20 bagi Program Studi Ilmu Komunikasi Unikom “Melalui webinar dengan tema yang digagas tersebut diharapkan memberikan manfaat melalui apa yang disampaikan oleh narasumber. Khususnya media massa saat ini, karena media massa sangat toleran dan siapapun dapat mengakses media massa. Media massa akan menjadi barang yang indah untuk era saat ini sehingga melalui kesempatan tersebut akan dikupas tuntas mengenai tema yang diangkat.” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Unikom Dr. Rismawaty, S.Sos., M.Si.,   mengucapkan ucapan terima kasih kepada seluruh narasumber dan para peserta yang telah mendukung kegiatan tersebut. “Selain webinar, kegiatan tersebut pun menyajikan tour campus jurnalistik pertama di dunia sehingga diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut dapat menambah ilmu juga pengetahuan dari apa yang disampaikan oleh narasumber.” ucapnya.

Dipandu oleh moderator Dr. Ir. Yuni Mogot, M.Si., CPR., kesempatan tersebut menghadirkan para narasumber yang ahli dalam bidangnya masing-masing diantaranya Dr. Moh. Hafizni, M.I.Kom., selaku Kepala Desk Nusantara Metro TV Jakarta yang menjelaskan materi mengenai “Tren Konvergensi dalam Industri Media Massa”. Menurut Hafizni, konvergensi media merupakan penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan ke dalam satu titik tujuan/kepentingan. Sehingga di era saat ini, konvergensi menjadi satu pilihan yang dilakukan industri media massa guna mempertahankan eksistensinya di tengah masyarakat.

Narasumber yang kedua yakni Indah Setiawati, MA., selaku Ph.D. Candidate at Missouri School of Journalism Columbia US yang memaparkan terkait “Audience Engagement Strategies”, dimana mengatakan bahwa dasar yang dimiliki oleh media sosial ialah: 1) Aturan dasar seorang jurnalis, 2) Membangun identitas, 3) Kata Kunci SEO, 4) Uji coba A/B. Selanjutnya, membahas mengenai “Studi Media Massa di Perguruan Tinggi Telaah pada Perkembangan Media Massa Konvensional dan Media Multiplatform”, Dr. Manap Solihat, M.Si., selaku Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Unikom sekaligus narasumber ketiga menuturkan terkait dinamika kajian media massa yang menjadi acuan studi media massa di perguruan tinggi.

Menurut Manap, dinamika kajian media massa tersebut diantaranya: 1) Adanya pergeseran paradigma pendidikan yang menuntut perubahan dan adaptasi teknologi, khususnya studi tentang media massa, 2) Terjadinya perubahan yang cepat dengan skala yang luas dalam penggunaaan TIK bersifat konvergen, 3) Hadirnya media baru (new media) telah merevolusi dalam melakukan relasi sosial dan pencarian informasi, 4) Tradisi berpikir dan arah studi pada kajian media massa mengalami pergesaran juga perubayhan, serta 5) Wawasan dan pandangan kepada peminat ilmu komunikasi yang mengkaji media menghasilkan suatu bentuk telaah baru dalam studi media massa.

Narasumber terakhir yakni Fitria Andayani selaku Ph.D. Candidate at Missouri School of Journalism Columbia US yang menyampaikan materi mengenai “Tantangan dan Tren Bisnis Media”, dalam paparannya menuturkan bahwa kompetisi bisnis media meningkat. “Melihat adanya fenomena tersebut, maka yang dibutuhkan ialah membuat model bisnis dengan memperhatikan karakteristik pelanggan/audiens, pastikan produk ditawarkan ke pelanggan dalam harga yang tepat, fokus pada pengembangan dan pemanfaatan competitive advantages yang dimiliki serta menghasilkan keuntungan tanpa harus mengorbankan kualitas berita dan etika jurnalistik.” jelasnya. (Direktorat Hms & Pro)