Berita

Adaptasi Bisnis Digital Bagi Perekonomian Indonesia Pasca Era Covid-19

BANDUNG, UNIKOM - Selama masa pandemi Covid-19 berlangsung, dunia virtual menjadi jauh lebih sibuk dan ramai dari sebelumnya. Hal ini terjadi karena semakin banyak masyarakat beralih menggunakan gadget dan komputer sebagai alat penyambung hidup demi menggantikan berbagai aktivitas secara langsung. Perubahan pada masyarakat tersebut memberikan dampak pada perkembangan perekonomian dengan mempercepat transformasinya secara digital.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unikom telah menyelenggarakan Webinar yang bertajuk ”Adaptasi Bisnis Digital Bagi Perekonomian Indonesia Pasca Era Covid-19” pada Rabu, 20 Juli 2022 Pukul 09.30 WIB. Turut hadir pada kesempatan tersebut Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Assoc. Prof. Dr. Ely Suhayati, SE., M.SI., Ak.CA. Narasumber  Ernest Yosua seorang Wirausaha, Consultan Marketplace & Mentor Sekolah Kilat Seller Tokopedia. Serta dosen di lingkungan FEB Unikom.

Assoc. Prof. Dr. Ely Suhayati, SE., M.SI., Ak.CA. dalam sambutan mengatakan “Alhamdulillah webinar ini bisa terselenggara dengan baik, mengambil tema besar yang diambil adalah Adaptasi Bisnis Digital Bagi Perekonomian Indonesia Pasca Era Covid-19. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa covid-19 masih belum berakhir juga. Dan harapannya pembelajaran segera offline namun, masih terkendala dengan adanya covid-19. Ely juga mengungkapkan Bisnis digital perlu diketahui oleh para mahasiswa di Fakta Ekonomi dan Bisnis karena era nya sudah berganti semenjak covid-19 melanda penggunaan teknologi digital dalam perekonomian sungguh pesat luar biasa"ungkapnya

Ernest Yosua mengutip pernyataan dari Jeff Bezos “Saya tahu jika saya gagal, saya takkan menyesalinya, tetapi saya tahu satu-satunya yang akan saya sesali adalah jika saya tidak pernah mencoba” hal tersebut selaras dengan siapa saja harus berani mencoba hal baru dan menjalankan kehidupan yang penuh tantangan ini. Pasca Covid-19 Ekonomi digital melesat, tapi belum merata diketahui bahwa indonesia salah satu kekuatan ekonomi digital di Asia Tenggara meski tumbuh pesat tapi penyebarannya masih belum merata 51% penduduk dewasa terkoneksi internet 49% penduduk dewasa belum terhubung internet dan hanya 4% penduduk yang memiliki akses layanan internet fixed broadband. Ernest juga mengatakan Porsi ekonomi digital indonesia menjadi yang terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2025 nilai transaksi ekonomi digital diproyeksi mencapai US$ 133 Miliar atau sekitar Rp 1.826 Triliun hal tersebut masih dalam kategori unggul namun penuh tantangan.

transformasi ekonomi digital telah berkembang pesat dalam satu dekade terakhir dan pandemi telah mempercepat proses tersebut. Gaya hidup daring akan tetap ada, beberapa akan dijalankan secara hybrid (online dan offline) setelah era pandemi. Dalam kurun waktu satu atau dua dekade, ekonomi digital akan berkembang lebih luas, semua sektor ekonomi di seluruh wilayah akan terdigitalisasi. Bisnis yang ada harus mengantisipasi dan menyesuaikan jika ingin bertahan serta bertumbuh. (Direktorat Hms & Pro)