Berita

HMTI UNIKOM: Utamakan Kesehatan dan Keselamatan dalam Bekerja

BANDUNG, UNIKOM- “Strategi Membudayakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) untuk Meningkatkan Kualitas Pembangunan Nasional” menjadi tema Seminar Nasional K3 yang diinisiasi Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) Unikom. Seminar yang berlangsung pada Selasa (31/10) pukul 10.00 WIB di Auditorium Miracle Unikom, merupakan rangkaian kegiatan setelah Lomba Poster K3 yang dilaksanakan satu hari sebelumnya yaitu pada Senin (30/10).

Menurut Ketua Prodi TI Unikom, Dr. Henny, S.T.,M.T, kegiatan ini merupakan ajang mahasiswa untuk melakukan pembendaharaan pengetahuan dan peningkatan kompetensi. “Sebagai calon lulusan Prodi TI Unikom, kegiatan ini menjadi kompetensi tambahan dalam pendamping ijazah yang sangat bermanfaat sebagai bekal pengetahuan ketika memasuki dunia kerja. Sehingga diharapkan, seluruh peserta bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik mungkin,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Unikom, Prof. Dr. Hj. Aelina Surya, Dra. Dalam sambutan pembukanya, beliau menuturkan bahwa sebagai calon lulusan yang berpotensi bekerja di dunia industri, penting bagi mahasiswa untuk dibekali pengetahuan yang mumpuni. “Tema seminar ini sangat tepat untuk disampaikan kepada mahasiswa, terlebih beberapa hari lalu telah terjadi kecelakaan kerja di salah satu perusahaan produsen kembang api yang memakan banyak korban jiwa. Sehingga, mahasiswa sebagai calon lulusan yang nanti akan bekerja di dunia industri, harus mengetahui hal ini sejak awal khususnya tentang keselamatan kerja di perusahaan,” tutur Aelina.

Saat ini, persoalan mengenai K3 tengah banyak diperbincangkan publik baik kalangan masyarakat maupun pemerintah karena hampir setiap tahunnya terjadi peningkatan angka kecelakaan kerja. Menanggapi hal tersebut, Ir. H. Iyus Hidayat, M.Kes selaku pembicara pertama dalam Seminar Nasional K3 pun menyampaikan materinya tentang “K3: Penerapannya di Perusahaan dan Peran Balai K3 Bandung”.

Pria yang saat ini menjabat sebagai Kepala Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Bandung, menuturkan bahwa K3 belum menjadi prioritas utama dalam perilaku dan budaya masyarakat industri di Indonesia. “Belum dikategorikannya K3 sebagai prioritas utama mengakibatkan angka kecelakaan kerja masih tinggi, sedangkan indeks pembangunan manusia di Indonesia tergolong rendah. Padahal K3 menjadi tuntutan perdagangan global serta mempengaruhi kinerja industri dan daya saing sebuah negara,” ucap Iyus.

Menurut Iyus, K3 hendaknya menjadi prioritas utama karena mengacu pada beberapa alasan, diantaranya: 1) Alasan Hak Asasi Manusia (HAM); 2) Alasan Ekonomi; dan 3) Alasan Hukum. Bahkan tertuang dalam komitmen Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi bahwa bahwa pihaknya berupaya untuk meningkatkan derajat kesehatan pekerja dan mencegah kecelakaan kerja menuju Indonesia Berbudaya K3.

Usai pemaparan materi sesi pertama, agenda diselingi pengumuman para pemenang lomba poster K3 sekaligus pemberian penghargaan dan dokumentasi bersama. Selanjutnya materi sesi kedua disampaikan oleh Trianto Sutrisno, M.T, selaku Manager K3 LH PT Pindad Bandung. Dalam pemaparannya, beliau menginformasikan terkait strategi penerapan sistem manajemen K3 sekaligus sekilas profil PT Pindad Bandung.

Selain menambah wawasan, pelaksanaan seminar nasional yang diikuti ± 100 peserta dari mahasiswa Unikom dan umum, turut dimaknai sebagai momentum untuk menciptakan inovasi. Seperti diungkapkan Enrico Salim selaku Ketua Pelaksana, bahwa informasi yang disampaikan para pembicara kompeten tentang penerapan K3 diharapkan mampu memenuhi tuntutan ilmu dan diimpelentasikan dalam kehidupan sehari-hari, hingga melahirkan inovasi yang mampu membantu meningkatkan kualitas pembangunan nasional. (Direktorat Hms & Pro)